Hikmah

Meminta Pertolongan dengan Sabar dan Shalat


6 bulan yang lalu


meminta-pertolongan-dengan-sabar-dan-shalat

Telah menjadi kesadaran dan pemahaman bahwa semua makhluk bergantung kepada Allah SWT. Demikian pula sebaliknya, Allah telah mengumumkan dalam firman-Nya bahwa Dia yang menanggung dan mencukupi segala kebutuhan makhlu-kNya, termasuk kebutuhan manusia, baik lahir (surat Hud: 6) maupun kebutuhan batin (surat Al-Fath: 4). 

Allah SWT tidak mau ada mahluknya yang tersesat hingga masuk neraka, juga tidak mau ada insan yang tidak bisa makan, padahal rezeki dan kebutuhan insan sudah disiapkan dan dihamparkan di seluruh penjuru dunia ini dan Allah mempersilakan berkreasi menjemput rezeki tersebut (surat Al-Jumuah: 10) dan Allah pasti memberi solusi dalam setiap kesulitan hamba-Nya (Al-Isyirah: 5-6). 

Maka, jika terdapat problem dan persoalan apa saja, Allah meminta hamba-Nya segera kembali kepada Allah dan memohon bantuan-Nya. Allah tidak akan pernah membatasi kuota terhadap permohonan kita kepada-Nya. Bahkan, Allah menyeru insan meminta kepada-Nya, termasuk memberi panduan tehnisnya, di antaranya teknis meminta bantuan Allah SWT bisa dilihat dalam firman Allah: 

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah: 45).

Imam Jalaluddin dalam Tafsirul Jalalain menjelaskan tentang ayat 45 tersebut. ”Jadikan sabar (menahan diri dari segala yang tidak diridhai) dan shalat sebagai penolong (atas masalah) kalian.” Kata ”shalat” disebut secara khusus sebagai tanda pentingnya urusan ibadah shalat. 

”Sebuah hadis meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW apabila dirundung oleh sebuah persoalan, maka beliau segera melakukan shalat”. Sebagian ulama (kata Imam Jalaluddin) mengatakan bahwa surat Al-Baqarah ayat 45 ini ditujukan untuk Yahudi Madinah ketika enggan beriman karena terhalangi oleh kerakusan dan mabuk kekuasaan. Mereka kemudian diperintahkan untuk bersabar, yaitu ibadah puasa yang dapat mengendurkan syahwat dan melakukan ibadah shalat yang dapat membuahkan kekhusyukan dan mengikis kesombongan. Sungguh, kata Imam Jalaluddin, ibadah shalat itu memang teramat sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang tenteram jiwanya pada ketaatan.
Imam Al-Baidhawi dalam kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil menjelaskan bahwa surat Al-Baqarah ayat 45 berkaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu surat Al-Baqarah ayat 44. Setelah diperintahkan tugas berat, yaitu meninggalkan kekuasaan dan berpaling dari kerakusan pada harta duniawi, kalangan ahli kitab diberikan resep obat pada surat Al-Baqarah ayat 45. 

Surat Al-Baqarah ayat 45 itu dimaknai sebagai berikut. ”Jadikan penantian atas keberhasilan dan kemudahan sebagai bentuk tawakal kepada Allah; puasa yang melatih kesabaran dari hal yang membatalkan dan meredakan syahwat serta pembersihan jiwa; dan ibadah shalat yang menjadi wasilah dan sandaran sebagai penolong kalian.”  

Al-Baidhawi menyebutkan keutamaan ibadah shalat. Ibadah shalat lima waktu mengandung berbagai jenis ibadah, baik rohani maupun jasmani. Shalat lima waktu terdiri atas bersuci, menutup aurat, tawajuh ke Ka’bah, fokus pada ibadah, menyatakan tunduk secara jasmani, mengikhlaskan niat, memerangi setan, munajat dengan Allah, membaca Al-Qur’an, melafalkan kalimat syahadat, menahan diri sejenak dari makan sehingga mereka diijabah untuk menerima kebaikan akhirat dan mengatasi musibah. Kalimat shalat di sini, kata Imam Al-Baidhawi, dapat juga dimaknai dengan doa. Kata ”innahā” atau ”hal itu” dapat merujuk pada shalat secara khusus, perlindungan diri dengan sabar dan shalat, atau ketentuan perintah dan larangan terhadap mereka secara umum. Sedangkan “khusyu‘” adalah ketundukan secara jasmani. Sementara ”khudhu‘” adalah ketundukan batin. 

Imam Al-Baghowi dalam kitab Ma’alimut Tanzil fit Tafsir wat Ta’wil mengatakan, surat Al-Baqarah ayat 45 menganjurkan shalat dan sabar sebagai penolong dalam menghadapi berbagai jenis ujian. Sebagian ulama mengatakan, keduanya dapat menjadi penolong dalam meraih kebahagiaan akhirat. Sabar, kata Imam Al-Baghowi, adalah upaya menahan diri dari segala maksiat. Tetapi, ada pula ulama yang memaknainya sebagai kesabaran dalam menjalankan kewajiban agama. 

Sabar dan shalat merupakan kekuatan tinggi bagi manusia, yang telah dipastikan Allah sebagai sarana insan dalam mendekatkan diri kepada-Nya dan meminta tolong serta solusi terhadap segala kebutuhan dan kondisi. Allah bahkan menegaskan bahwa bagi insan yang tidak menjadikan-Nya sebagai tempat meminta dan bergantung, maka insan tersebut dinyatakan sombong dan Allah memastikan memberikan sanksi berupa siksa. 

Bersyukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang telah menjamin kehidupan dari semua mahluk-Nya dan termasuk menjamin segala kebutuhan, baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin. Subhanallah.