Motivasi

Menjadi Teladan di Tempat Kerja


3 hari yang lalu


menjadi-teladan-di-tempat-kerja

Tugas utama manusia di muka bumi ini ada dua. Pertama, beribadah kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT (QS Adz-Dzariyat: 56). Tugas kedua sebagai khalifah, yaitu mengelola serta memimpin alam raya dengan segala isinya (QS Al-Baqarah: 30). 

Bekerja dengan berbagai ragam jenisnya merupakan bagian dari tugas mengelola alam raya agar dimanfaatkan dan dilestarikan sampai ahir zaman. Sarana dan fasilatas  segala macam kebutuhan untuk pengelolaan itu telah disediakan sangat melimpah. Langit dan bumi dengan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya menyimpan berbagai macam potensi kekayaan. Semuanya untuk manusia.  

Bekerja pada hakikatnya merupakan syarat agar dapat melaksanakan ibadah dengan sempurna, bukan untuk mememenuhi kebutuhan hidup semata. Dengan keyakinan bahwa bekerja merupakan pengamalan dari perintah suci  Yang Maha Pencipta. Sikap ini menyatu dalam diri seorang muslim dengan keimanan yang kokoh. Nilai spiritual keyakinan itu sebagi pendorong yang dahsyat untuk melakukan suatu pekerjaan.  

Bekerja merupakan aktivitas yang sangat mulia. Ini cerminan dari sebuah keyakinan yang dalam tentang arti dan peran manusia. Sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kepada sang pemberi mandat hidup.

Bekerja mengandung beragam makna. Setiap makna memiliki semangat yang sangat kuat. Memberikan arah  yang senantiasa hidup untuk berbuat yang terbaik. Menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan dikelola secara profesional. 

Bekerja adalah amanah. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah fil ard. ”Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi” (QS Fathir: 39) 

Allah SWT memberikan kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam raya ini yang harus dijalankan dan dipelihara dengan baik serta tidak menyia-nyiakannya. 

Dalam surat Al-Baqarah disebutkan pula  bekerja adalah meninggikan derajat. ”Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu” (QS Al-An‘am: 165). 

Dengan pekerjaan, seseorang akan meningkat derajatnya, tentu jika pekerjaan itu dilakukan dengan berhati-hati dan tidak menyimpang dari ketentuan serta aturan.

Bekerja bertujuan untuk mengubah nasib. ”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi” (QS Al-Qhashash: 77). 

Nasib manusia di dunia, bahkan di akhirat, tergantung bagaimana kesungguhan dalam berusaha ketika hidup di dunia. Bagi mereka yang memiliki semangat tinggi dalam berusaha, jalan kesuksesan akan terbuka. 

Bekerja adalah identitas diri. ”Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin” (QS At-Taubah: 105). Seseorang akan dikenal oleh masyarakat karena dia memiliki keahlian pekerjaan yang melekat pada dirinya. 

Bekerja adalah sarana beribadah dan sebagai rasa syukur. "Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan” (QS Al-Ankabut: 17).  

Bekerja adalah harga diri dan kemuliaan. Rasulullah SAW menyampaikan, ”Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Al-Qur’an dan Rasulullah SAW memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap orang yang gigih bekerja. Maka, bekerja secara profesional serta mampu menjadi teladan di tempat kerja merupakan perilaku yang harus menjadi ciri seorang muslim.  

Pencapaian hasil kerja yang baik tidak mungkin hanya dilaksanakan sendirian. Diperlukan kerja sama dengan banyak orang yang memiliki berbagai macam keahlian dan kedudukan. Makna baik dalam ukuran orang yang beriman tidak hanya dari sisi penilaian manusia, meliankan baik dari sisi Allah SWT.  

Apa pun peran yang disandang dalam suatu pekerjaan di tempat bekerja, baik sebagai bawahan ataupun pemimpin lembaga atau perusahaan, keduanya memiliki peran yang sama-sama penting. Diperlukan kerja sama yang kompak, saling berkontribusi untuk menciptakan hasil yang maksimal dan bermutu.

Setiap orang bisa menjadi teladan yang baik di mana saja amanah itu diemban. Rasulullah SAW menyampaikan, ”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”

Bagi seorang pemimpin, agar dapat menjadi teladan untuk anak buahnya, ia perlu memerankan diri sebagai panutan buat anak buahnya. Pemimpin harus senantiasa dapat menunjukkan arah kepada timnya. Ia piawai dalam memberi motivasi dan mampu mengoordinasikan berbagai program untuk mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin juga harus dapat berperan sebagai fasilitator serta adil dalam memberi ganjaran dan hukuman.

Untuk bawahan, agar dapat menjadi teladan yang baik serta bermanfaat secara maksimal, sikap yang perlu dikembangkan adalah menerima dan mengerjakan perintah dengan taat, memberi masukan kepada atasan, bertanggung jawab pada pekerjaan, dan penuh inisiatif dalam menjalankan pekerjaanya. 

Dengan menjadi teladan yang baik serta peran dan tanggung jawab yang diembannya, semoga diangkat derajatnya di tempat yang sangat mulia. Amin.